Minggu, 07 Agustus 2016

Boku no Gakkou no Ansatsubu



Fukasaku Reiji hanyalah anak SMA biasa, yang mendambakan punya tubuh tinggi (karena dia mentok di 150-an). Hobinya bermain game perang, walau dia sendiri bukan tipe yang 'haus kekerasan'. Tapi, untung tak dapat ditolak, suatu malam dia menyaksikan seorang gadis dengan seragam sekolahnya membunuh seorang pria. Alih-alih ketakutan, Reiji malah mengaku, dia tak keberatan kalau memang mesti dibunuh gadis secantik ini.

Jawaban itu membawa Reiji pada ekskul 'elite' di sekolahnya; Klub Pembunuh Bayaran. Sebuah kegiatan yang ternyata dibiayai oleh pemerintah, sebagai pentuk perlawanan umat manusia terhadap invasi makhluk yang disebut 'Dolphin-Human'. 'Dolphin-Human' adalah makhluk misterius yang hidup di dalam kepala manusia. Semua manusia yang memelihara Dolphin - secara singkat - akan menjadi psikopat. Tak peduli pandangan orang lain, dan selalu berlaku memuakkan. Dan sebagai tambahan masalah, mereka senang membunuh manusia, dengan cara paling menyakitkan. Anak-anak muda dipilih dan dilatih sebagai pembunuh karena sejauh ini Dolhin terbukti hanya menginvasi kepala manusia dewasa. Plus, obat khusus untuk meningkatkan kekuatan - Elan Vital - yang sangat berguna dalam pertempuran hidup-mati ini hanya bisa digunakan oleh mereka yang relatif remaja.

Melalui ujian dan berbagai pelatihan keras, Reiji pelan-pelan terbiasa dengan kegiatan klubnya. Dia juga semakin dekat dengan Yukari, gadis yang membawanya ke dunia perburuan ini. Yukari sendiri menunjukkan ketertarikan serupa pada Reiji. Namun, sayang, Yukari kemudian terbunuh dalam sebuah baku tembak. Reiji yang kehilangan harapan sempat berpikir untuk hengkang dari klub, tetapi sebuah insiden membuatnya kembali menggenggam senjata. Tapi, stress yang dialaminya tidaklah semudah itu pulih, apalagi kemudian hadir Shiima, anggota baru, yang berpotensi membuat traumanya kembali menyerang. Shiima sendiri juga punya trauma berat, dimana seluruh anggota klubnya terbunuh dengan kejam di depan matanya.

Khas Fukami Makoto, novel ini penuh adegan kekerasan yang agak gore dan tentu saja, ada karakter yang gay (Bi, tepatnya). Karakter-karakter selain Reiji dan Shiima pun sangat menarik, dan tak ada yang 'paling sakti' atau bisa membereskan satu kompo musuh seorang diri. Semua butuh bantuan, bahkan dari pihak yang tak terduga sekalipun, seperti konsultan psikiater. Yap. Itulah poin plus saya pada cerita ini. Jagoan sekalipun butuh yang namanya bantuan tenaga ahli. Hal yang rada langka dalam light novel sekarang ini.

Yang saya agak sayangkan, walau endingnya relatif memuaskan, adalah tidak adanya penyelesaian terhadap 'Dolphin-Human' secara keseluruhan. Wajar sebenarnya, mengingat induk Dolphin yang paling berbahaya mendekam jauh di dasar laut, yang tak mungkin dicapai anak-anak belaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar